Friday, 28 September 2012

SEJARAH PERANG BADAR DAN FUTHU MEKKAH DI BULAN RAMADHAN

BISMILAAHIR RAHMAANIR RAHIIM

Allah swt berfirman:
"Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantara kamu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang, dan jika diantara kamu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan idzin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."(Q.S Al Anfal : 66)

Bagaimana para sahabat menyambut bulan suci Ramadhan, memperbanyak tadarrus Al Qur'an, shalat sunnah, bershadaqah atau banyak tidur siang dan bermalas-malasan?

Ramadhan acap kali digambarkan dengan penampilan yang lesu dan lemah oleh kita, sehingga Ramadhan menjadi alasan kuat untuk tidak berprestasi, mengapa demikian?

Para shahabat Rasulullah saw memang memperbanyak tadarrus Al Qur'an, Qiyamul lail, bershadaqah dan lebih dari itu, Ramadhan tidak menjadi alasan untuk bermalas-malasan, terbukti dua peristiwa besar dan penting yang tercatat dalam sejarah terjadi dalam bulan suci Ramadhan, yaitu perang Badar dan Futhu Mekkah.

Memang betul bulan Ramadhan adalah tempat melatih kesabaran, menahan amarah, namun berperang untuk mempertahankan kemuliaan Islam dan kaum muslimin bukanlah berperang karena hawa nafsu, melainkan marah karena Allah dan benci karena Allah.

Di medan jihad inilah terangkum dari segenap kekuatan yang telah terbina dalam ibadah yang rutin. Maka Syahadatain sebagai bukti penggabungan dirinya dalam partai Allah (Hizbullah), shalat telah melatih hidup bersama dalam satu kesatuan komando yaitu komando Imam, shaum telah mendidik pertahanan yang seimbang baik lahir maupun bathin, zakat telah melatih jiwa untuk siap berkurban. Dan berjihad yang semua terlatih itu dalam kondisi yang puncak. Maka berjihad merupakan puncak tertinggi amaliyahnya dalam Islam. Hal ini nampak jelas ketika seorang shahabat bertanya kepada Rasulullah saw, adakah amaliyah yang sama dengan jihad fi sabilillah?. Beliau bersabda,"Kamu tidak akan sanggup melakukannya..."Tepat benar Allah swt melahirkan dua peristiwa yaitu perang Badar dan Futhu Mekkah sebagai amal yang paling utama terjadi dalam bulan yang paling utama, RAMADHAN.

1. PERANG BADAR

Lima belas abad yang silam, peristiwa ini terjadi tepatnya hari jum'at, 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijriyah. Pagi-pagi sekali saatnya orang selesai bersantap sahur dan shalat subuh, peristiwa bersejarah itu dimulai. Hal ini diawali dengan putusnya sebelah kaki milik Al Aswad bin Abdul Asad oleh pedang Sayyidina Hamzah. Ia memaksa menerobos pertahanan kaum muslimin yang sedang mengawal tempat penampungan air. Karena ia telah bertekad,"Aku telah berjanji kepada berhalaku, aku harus bisa minum airnya atau aku hancurkan tempat itu." Setelah putus sebelah kakinya, ia pun masih memaksa merangkak menuju tempat penampungan air. Maka Hamzah pun segera membunuhnya hingga tidak bergerak lagi.

Menyaksikan Al Aswad terjungkal berlumuran darah dengan sekali pukul oleh Hamzah, majulah tiga pemimpin Quraisy mendekati barisan Islam seraya berteriak-teriak meminta lawan. Tiga orang itu adalah Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah dan Walid bin Utbah. Permintaan mereka segera disambut oleh orang-orang Anshar dengan penuh semangat. Akan tetapi ketiga orang Quraisy ini dengan congkak meminta lawan yang sepadan dan berasal dari bangsa mereka. Maka majulah Hamzah bin Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib dan Abu Ubaidah bin Al Harits. Perang tandingpun berjalan tidak lama, tidak sampai dua menit ketiga patriot Quraisy tewas, sedangkan di pihak Islam, Abu Ubaidah terluka.

Setelah melihat ketiga pahlawan mereka tewas, tanpa komando lagi bergeraklah orang Quraisy untuk menyerang pihak Islam. Maka perang besarpun tidak dapat dihindarkan lagi yang berakhir dengan kemenangan berada di pihak Islam.

Di bulan suci Ramadhan, sebuah prestasi besar dari generasi awal, terbukti banyak kebaikan yang lahir disini. Kemenangan pada perang Badar seolah-olah telah menjadi pintu bagi kemenangan berikutnya. Anda akan melihat besarnya masalah yang terkandung dari perang Badar ini, sehingga kita memandang sebagai peristiwa yang besar, diantaranya:

-Menang di saat kritis.
Musuh yang dihadapi bukan yang direncanakan, persenjataan dan pasukan tidak seimbang, bila pasukan mundur akan didapati kemunduran tidak saja secara militer terutama secara politis dalam menghadapi orang Quraisy.

Keadaan yang kritis ini tersirat dalam kandungan doa Rasulullah saw seperti yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Umar r.a,"Pada hari perang Badar, ketika Nabi melihat jumlah tentaranya hanya tiga ratus orang lebih, maka beliau menghadap kiblat untuk berdoa,"Ya Allah, penuhilah janji Mu. Ya Allah, jika pasukan Islam ini Engkau kalahkan, pasti Engkau tak akan disembah lagi oleh penduduk bumi ini, setelah hari ini." Nabi terus berdoa sampai kain selendangnya terjatuh dan Abu Bakar membetulkan kembali letak kain selendang beliau sambil berkata,"Ya Rasulullah, telah cukup engkau dalam berdoa ini dan Allah pasti akan memberikan pertolongan Nya." Disaat itulah Allah swt menurunkan wahyunya:

"(Ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan Nya bagimu. Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut."(Q.S Al Anfal : 9)

-Pertolongan Allah menyertai kemenangan Pasukan Islam.
Ayat diatas telah menyebutkan seribu malaikat hendak didatangkan secara beruntun, ini sebagai isyarat Allah swt memastikan kemenangan ada di pihak Islam, lebih jelasnya perhatikan ayat berikut ini:

"Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tentram hatimu karenanya, dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."(Q.S Ali Imran : 126)

-Tokoh musyrikin banyak yang tewas.
Hasil pertempuran pada petang hari 17 Ramadhan 2 Hijriyah, tercatat korban di pihak Quraisy ada 70 orang. Diantara mereka ini terdapat tokoh-tokoh pemimpin Quraisy, seperti Umayyah bin Khalaf pemimpin Quraisy yang terkaya, Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Walid bin Utbah dan Abu Jahal. Menurut sejarah, ketika Abdullah bin Mas'ud membawa kepala Abu Jahal, Rasulullah saw pun turun dari kudanya lalu sujud syukur.

Bukhari meriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf,"Ketika aku berdiri di tengah barisan pasukan Islam di hari Badar, aku berada di tengah dua orang pemuda Anshar. Salah seorang dari mereka berbisik kepadaku,"Hai pamanku, tunjukkanlah kepadaku Abu Jahal" kata Abdurrahman,"Apa maksudmu?". Jawabnya,"Aku akan membunuhnya atau aku terbunuh olehnya." Seorang yang lain berkata serupa padaku. Ketika aku lihat Abu Jahal mendekat maka aku tunjukkan pada kedua pemuda itu. Kemudian kedua pemuda itu maju dan menyerang Abu Jahal sampai Abu Jahal terbunuh."

Yang tragis adalah kematian Abu Lahab, ini merupakan bukti bahwa perang Badar ini berdampak besar. Ia tidak ikut berperang, hanya ketika ia mendengar berita kekalahan, ia pun jatuh pingsan, lalu sakit selama tujuh hari. Sesudah itu matilah ia. Tiga hari kemudian bangkainya baru dikubur. Dan amat dukanya atas kekalahan ini sehingga dinyatakan hari berkabung selama satu bulan penuh.

BERSAMBUNG

No comments:

Post a Comment